Informasi Terbaru - Ellya, seorang warga Cempaka Putih, Jakarta Pusat, membayar Rp 300.000 (US $ 21,38) sebulan untuk layanan air kurang dari 40 meter kubik yang digunakan oleh enam orang dewasa dan dua anak.
Dia tidak keberatan membayar sebanyak itu untuk kebutuhan dasar seperti itu, tetapi tidak bisa tidak membandingkannya dengan harga yang dibayar oleh keluarga suaminya di kota kelahirannya di Padang, Sumatra Barat, kurang dari Rp 150.000 sebulan untuk lima orang dewasa.
Sebagai pelanggan lama layanan air ledeng Jakarta, dia berkata air ledeng berjalan lambat setidaknya sebulan sekali. Meskipun demikian, ia menambahkan bahwa kualitas air, yang dipasok oleh PT Aetra Air Jakarta milik swasta, telah meningkat dalam hal tingkat kekeruhannya dan bahwa bau klorin berkurang setiap tahun.
Pemerintah kota baru-baru ini mengumumkan rencana untuk mengambil kembali kendali layanan air keran setelah dijalankan oleh dua perusahaan swasta selama dua dekade terakhir. Ini adalah bagian dari tren global yang lebih besar menuju remunisipalisasi, di mana pemerintah daerah mengambil alih kendali atas layanan air dan sanitasi yang sebelumnya diprivatisasi.
Tapi Ellya mengatakan dia tidak peduli dengan masalah teknis seperti itu, dia hanya ingin air bersih terus dipasok ke rumahnya. Meski begitu, dia mengungkapkan harapan layanan yang lebih baik akan diberikan jika perusahaan air milik kota PAM Jaya mengambil kendali. Agen Poker
“Jika PAM Jaya mengelola air ledeng, mudah-mudahan, harganya akan lebih murah karena saya percaya [PAM Jaya] tidak akan fokus hanya pada keuntungan,” ujar guru piano berusia 59 tahun.